skip to main |
skip to sidebar
Minggu, 30 Maret 2014
Akhir Sandiwara Cintanya
Seiring berjalannya waktu, engkau tiba-tiba datang dalam kehidupanku, memasuki semua tentangku, perlahan-lahan engkau mencari tau tentangku. Aku pun tak bisa menolak apa yang sudah ditakdirkan oleh yang telah digariskan, kini kuterima engkau dengan baik untuk memasuki kehidupanku, untuk mengetahui semua tentangku. Kubiarkan kau mendekatiku walaupun sesungguhnya aku tak begitu tau tentang dirimu.
“Assalamualaikum.” Tiba-tiba pesan singkat masuk dari alamat facebookku.
“Waalaikumsalam, ini siapa? Jawab ku membalas chattingnya.
“Aku Sigit.” Ia memperkenalkan namanya walaupun aku sendiri sudah tau dia, karena dia pernah singgah di sekolahku.
“Oh Sigit yang pernah ke sekolahku itu kan?” Kataku sok kenal.
“Kok kamu tau emang pernah melihat aku?” Tanyanya kembali.
“Aku tau kamu tapi cuma sekilas karena aku tak terlalu begitu memperhatikanmu.”
“Oh tapi aku belum pernah melihat kamu.” Jawabnya.
Aku terdiam sejenak, kataku “Yaiyalah gak pernah lihat, dirimu juga sibuk dengan orang lain waktu kamu berada disekolahku.”
Hari demi hari dia selalu mengirimiku pesan singkat melalui ponsel, menanyai keadaanku, memberikan perhatian yang lebih kepadaku, dan aku pernah berfikir seandainya dia suka dengan ku apakah aku harus menerimannya? Sedangkan sampai saat ini aku masih belum mempunyai rasa apapun terhadapnya. “Oh Tuhan apa yang akan ku katakan nanti jika seandainya semua yang kupikirkan benar?”
Semuanya serba tiba-tiba, dan apa yang baru saja aku pikirkan terjadi seketika. Dia mengirimiku pesan singkat yang berisi sebuah harapan-harapan agar aku bisa bersamanya. Aku mulai bingung dengan maksud semua smsnya dan ku coba beranikan diri untuk bertanya padanya dan membalas semua smsnya.
“Apa maksud dari semua sms kamu ini?” Tanyaku dengan penasaran.
“Sesungguhnya aku sudah suka sama kamu, mungkin dari kita kenal kemarin-kemarin. Aku takut untuk mengungkapkan semuanya padamu, sekarang kamu sudah tau kalau aku sangat menyukaimu, ku harap kau bisa mengerti.” Ungkapnya sangat dalam.
Ya Allah aku bingung harus jawab apa, semuanya serba tiba-tiba sampai saat ini aku belum mempunyai rasa apa-apa sama dia, aku harus bagaimana?
“Aku mohon padamu git, kasih aku waktu untuk memikirkan semuanya, untuk bisa mengambil keputusan.” Kataku dengan sangat menyesal.
“Iya aku mengerti, aku akan menunggu jawaban darimu, sampai kapanpun.” Ungkapnya dengan sedikit kekecewaan.
***
Sinar mentari yang mulai menampakan dirinya dari arah timur, langit pun mulai menerangi dunia, yang menandakan hari sudah beranjak pagi. Dengan malasnya Nada harus beranjak pergi dari tempat tidur untuk mandi dan kewajibannya pergi sekolah. Sesampainya disekolah dia langsung mencari sahabatnya yang bernama Lusi untuk menceritakan semua yang terjadi semalam. Ketika Nada sudah menceritakan semuanya tentang Sigit dengan Lusi dia terdiam dan menanyakan.
“Gimana pendapatmu, haruskah aku menolaknya atau aku menerimanya?” Tanyaku kepada Lusi.
“Itu tergantung hatimu Nada, aku tidak bisa membuat keputusan hanya dirimulah yang bisa menentukan pilihanmu. Memangnya apa yang membuatmu tidak yakin untuk menerimanya?” jawab Lusi dengan bingungnya.
“Banyak hal harus aku pertimbangkan, Pertama, aku memang belum ada rasa apa-apa dengannya, Kedua, kami berada pada jarak yang sangat jauh, aku takut dia tidak tahan dengan hubungan jarak jauh dan pergi meninggalkan aku, dan dia juga belum begitu tau tentang hidup aku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan?” penuh sedih.
“Kalau menurut aku, kamu terima saja dulu dia, jalani saja dulu, untuk yang belum ada rasa nanti perasaan bisa timbul dengan sendirinya, yakin aja semua akan baik-baik saja. Daripada ujungnya nanti kamu nyesel telah nolak dia.” Lusi menyakinkan aku.
“Tapi aku tak bisa memaksakan perasaan aku untuknya, kenapa coba dia terlalu cepat untuk mengungkapkan semuanya? Aku bingung.” Kataku lirih.
“Ya sudah itu semua tergantung kamu mau menerima dia atau tidak” ungkapnya.
“Aku akan coba lagi pikirkan.”
Malam dingin yang merasuki tubuh, hati yang masih bimbang dengan semua keadaan yang memaksanya harus memikirkan semuanya sendiri. Di tempat tidur aku rebahkan tubuhku dengan perlahan, aku menatap langit-langit kamar ku memikirkan jawaban apa yang harus aku berikan kepada orang yang telah memberikan setiap hari perhatiannya itu kepadaku.
“Kring-kring!” tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku mengambil ponselku dengan malasnya, aku membuka mataku dengan perlahan untuk melihat siapa yang telah menghubungiku.
“Hay, lagi ngapain?” Tanya Sigit dari pesan singkat yang masuk ke ponselku.
“Lagi dengerin lagu.” Jawabku singkat.
“Aku ganggu gak?” Tanyanya lagi.
“Gak kok, eh, maaf untuk jawaban dari pertanyaan itu belum bisa aku jawab.” Balasku.
“Iya gak pa-pa, aku akan selalu menunggu jawabanmu.” Balasnya lagi.
Aku termenung, dan tak aku balas lagi sms dari Sigit, dalam batinku “Kenapa dia begitu bodoh ya Tuhan ingin menunggu jawaban yang tak pasti dariku? Apa iya jika aku menolaknya aku akan menyesel seperti yang Lusi katakan tadi? Dia begitu baik jika hanya untuk aku terima tapi hati ini masih bukan untuknya. Jadi aku harus gimana?” Banyak pertanyaan, pertimbangan yang terus terngiang-ngiang dikepalaku.
***
Tibanya disekolah aku dengan cepatnya mencari Lusi untuk meminta pendapatnya benarkah keputusan yang telah diambil olehnya sendiri.
“Lusi!” aku berteriak memanggil Lusi yang berada jauh dariku.
“Kenapa Nad, udah teriak-teriak aja, malu tau dilihat orang.” Kata Lusi sedikit jengkel.
“Ih bodo amat lah. Karena hari telah berganti aku harus langsung kasih jawaban dengannya. Terus selama ini dia udah aku cuekin, biar dia ngejauh. Aku telah memikirkan untuk tidak menerimanya karena aku tak mau dia sakit kalau dia tau aku menerimanya tanpa ada perasaan. Jahatkah aku Lusi?” Merasa bersalah.
“Kamu ini Nada aku juga tidak tau hanya waktu yang bisa mengungkapkan semuanya, tapi satu pintaku jangan menyesal jika suatu saat nanti dia bersama orang lain dan pergi meninggalkanmu.” Jelas Lusi.
“Insya Allah aku bisa menerimanya.” Jelas aku
“Jadi kapan kamu akan kasih jawabannya.” Tanya Lusi
“Nanti malam jika ia ada sms. Haha.” Ejek ku
Siang telah berganti malam dan inilah saatnya aku harus kasih jawaban yang telah dinanti oleh Sigit. Ponsel pun berbunyi, “Pasti ini sms dari dia.” Dilihatnya dan benar ternyata dari dia.
“Assalamualaikum.” Kata Sigit dalam isi pesannya
“Waalaikumsalam.” Eh aku sudah memikirkan jawabannya” ungkapku.
“Oh ya, aku harap ini jawaban yang terbaik.” Jelasnya
“Aku mau Tanya, apakah kamu tahan akan hubungan jarak jauh? Aku takut tak bisa menjadi yang kau harapkan, aku takut tak bisa selalu ada untukmu karena hubungan jarak jauh ini? Jelasku.
“Maafkan aku hanya memberikan keraguan untukmu.” Balasnya Sigit.
“Bukan begitu maksud ku.” Jelas aku lagi
“Namun terlihat dari semuanya.” Ungkapnya sedih
“Terserah situ aja, mungkin yang dikatakan situ benar.” Dengan sedihnya aku membalas semua pesan darinya.
“Akhirnya terungkap juga, makasih yah, aku tau, aku hanya memberi keraguan saja sama kamu.” Ungkapnya lirih.
“Maaf yah, bukan maksudku untuk mengecewakanmu, tapi kita masih bisa tetap berteman kan? Aku gak mau cuma karena hal ini kita tak lagi saling menyapa, sms.” Kataku penuh harap.
“Iya masih, tetap teman, maaf yah untuk sekali lagi.” Katanya.
“Iya sama-sama.”
***
Senang karena keraguan hati itu telah hilang, aku kembali bisa tersenyum bebas tanpa harus memikirkan semua yang telah jadi keraguannya. Aku juga sekarang bisa hidup normal kembali tanpa beban. Datang Lusi dengan herannya melihat tingkahku dari tadi senyum-senyum sendiri.
“Kesambet apaan sih dari tadi senyum-senyum sendiri?” ejek Lusi.
“Gak ada, aku cuma senang karena bebanku telah hilang, semuanya telah berlalu, tapi aku masih kepikiran akan kata-katamu kalau aku nantinya akan menyesal.” Peluhku.
“Bagus deh kalo udah hilang, tapi yang menyesalnya itu loh hati-hati yah.” Ejeknya lagi.
“Ihh nakut-nakutin aja deh lo, iya tapi bener aku takut, dan terus sekarang dia juga udah mulai menjauh dan aku mulai merasa kesepian, apakah ini artinya..?” keluhku.
“Udah ahh jalani apa adanya, jangan terlalu dipikirin.” Penuh semangat.
Sebulan sudah aku hidup dengan tidak penuh dengan keraguan, dan selama itu juga aku telah tidak lagi berhubungan dengan Sigit, aku pun tidak pernah lagi mencari tau informasi tentang dia. Aku hanya memikirkan hidupku sendiri sekarang.
Entah apa yang merasuki pikiranku hari itu, aku kembali teringat akan sosok seorang laki-laki yang pernah singgah satu bulan yang lalu dalam hidupku. Sosok laki-laki itu tentu saja seorang yang bernama Sigit. Yang sekarang aku merasa aku ingin mengembalikannya dalam hidupku.
“Hallo Lusi.” Dengan cepatnya aku mengambil ponsel yang berada didekatku.
“Iya ada apa? Santai dong.”
“Aku pengen curhat nih, kenapa aku merasakan sesuatu hal aneh yang berkaitan dengan Sigit. Aku mulai merasakan kangen akan sosok dirinya.” Penuh kepedihan.
“Kenapa begitu? Bukannya kamu sudah melupakannya? Bukannya kamu tidak perduli sama dia?” penuh Tanya.
“Aku memang sudah melupakannya, tapi entah mengapa hasrat ini mulai membutuhkan dirinya.” Jawabku.
“Mungkin kamu sedang jatuh cinta dengannya.” Ujarnya.
“Mungkin, dan jiwa ini merasa sangat membutuhkan dirinya untuk selalu bersamaku.”
***
Aku melewati hari-hariku dengan bayang-bayang Sigit, dan tanpa kusadari ponselku pun berbunyi, aku pun segera mengambil ponselku yang tak berada jauh dariku, setelah ku lihat, aku pun terkejut ternyata itu pesan dari seseorang yang aku harapkan selama ini.
“Assalamualaikum.” Isi pesannya.
“Waalaikumsalam.” Dengan senangnya aku pun membalas semua pesan singkat darinya.
“Apa kabar kamu sekarang?” Sapanya.
“Baik. Alhamdulillah. Kamu gimana kabarnya?” sahutku.
“Baik juga. Sebentar lagi kan liburan, rencananya mau liburan kemana?” tanyanya
“Rencananya aku liburan ikut study tour Jakarta-Bandung. Kenapa?”
“Tanggal berapa perginya?”
“Tanggal 6-10 Januari.” Jawabku
“Asik dong jadi kita bisa ketemu.”
“Iya bisa.
Obrolan singkat itu merupakan awal dari kedekatan kami lagi, obrolan singkat itu juga sudah membuatku berharap banyak darinya. Harapan untuk bisa kembali bersamanya yang selama aku rasa kebersamaan itu telah hilang.
***
Liburan akhir semester pun tiba, seperti yang telah direncanakan kami bertemu untuk pertama kalinya, dalam keadaan cinta yang telah memenuhi hatiku padanya.
“Sudah lama menunggu?” tanyaku.
“Oh gak kok, baru juga sampai.” Ucapnya.
“Maaf yah udah nunggu lama soalnya tadi singgah sebentar di Restoran.”
“Iya gak pa-pa, gimana lagi deket sama siapa sekarang?” Ungkapnya.
“Oh gak lagi deket sama siapa-siapa. Kamu gimana, sudah lama banget gak hubungin aku lagi. Apakah aku terlupakan?” penuh Tanya.
“Kamu takkan pernah terlupakan dalam hidupku, aku janji hari ini, esok dan seterusnya aku akan selalu hubungin kamu.” Kata Sigit untuk menyakinkan aku kalau dia tidak akan pernah meninggalkan aku.
“Janji yah, jangan sampai kamu mengingkari janji kamu.” Penuh harapan.
“Janji! Sudah malam aku pulang dulu ya. Selamat liburan.”
“Iya sampai bertemu kembali.” Dengan senyuman aku melihatnya semakin jauh langkah kakinya melangkah, semakin tak ingin waktu ini berlalu begitu cepat. Ingin rasanya aku ikut pergi bersamanya, kemanapun ia suka.
Akhir dari pertemuan itu, sampai sekarang aku sudah pulang dari liburanku dia tak kunjung juga menghubungiku. Sampai aku memberanikan diriku untuk menghubunginya duluan tetapi tak ada balasan darinya. Aku selalu mencari informasi apapun yang berkaitan tentang dia.
Dan sampai akhirnya aku mengetahui dia sudah mempunyai wanita lain, wanita yang kini sudah menjadi pacarnya. Aku terdiam, jantung ini seakan terhenti sejenak, air mataku pun mulai jatuh dengan sendirinya membahasi kedua pipiku, aku menangis terisak, aku pun tak tau apa yang harus aku lakukan. Kecewa akan mengingat semua janji yang pernah ia ucapkan sendiri didepanku, janji yang katanya akan ia tepati sekarang telah diingkarinya. Dengan mudahnya dia melupakan aku, meninggalkan aku, membuang aku. Dan kini aku berusaha untuk move on darinya.
tik tok
Blog Archive
Blog List
Blogroll
Pages
About
Blogger templates
Blogger news
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Lirik Lagu Nikita Willy - Maafkan Tlah Tiba Waktunya.. Untukku menyatakan.. Padamu sebenarnya, apa yang ku rasa.. Maafkan hati ini ya...
-
Cara Membuat Brownies Panggang Bahan dan resep Kue brownies panggang : 120 g tepung terigu 200 g margarin 3 butir telur kemudian ko...
-
Apakah dalam hidup kalian cinta itu indah? Apakah selama ini kalian bahagia dengan cinta? Apakah sulit untuk mempertahankan cinta kalia...
-
Seiring berjalannya waktu, engkau tiba-tiba datang dalam kehidupanku, memasuki semua tentangku, perlahan-lahan engkau mencari tau tentangku....
-
Dalam hidup kita pasti pernah merasakan yang namanya bahagia dan sedih. Sedih, aku mendefinisikan sedih sebagai pengalaman yang sangat berha...
-
Misteri Lampu Hantu di Bridgewater Triangle Bridgewater Triangle merupakan wilayah sekitar 200 mil persegi (520 km2) di tenggara Massa...
Followers
Blog Archive
About Me
- Unknown
1 komentar:
Hay sahabat,, ini cerpen saya buat dari kisah nyata hidup saya, semoga kalian suka dengan cerpen ini. Yang mau copy silahkan ;D
Posting Komentar